clock

Jumat, 23 Maret 2012

Mengapa Bunga Berwarna Biru?


                         Mengapa Bunga Berwarna Biru ?


Antocianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas warna mahkota bunga. Senyawa ini terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan flavonoid, antocianin berbeda dengan pigmen tanaman yang lain seperti hijau klorofil, kuning dan oranye dari karotenoid dan warna unggu dari betalain-dimana antocianin ini eiliki variasi warna yang beraneka ragam. Apabila antocianin ditemukan di mahkota bunga maka senyawa ini terdapat dalam sel mahkota bunga vakuola dan bertanggung jawab atas campuran berbagai warna merah, biru, dan unggu yang akan tampak pada mahkota bunga.



Penelitian yang memakan waktu bertahun-tahun telah berfokus pada bagaimana terbentuknya warna pada bunga, khususnya bagaimana warna biru pada bunga terbentuk. Berbagai macam usaha telah dilakukan untuk memecahkan dua misteri yaitu “bagaimana antocianin kromofor dapat menghasilkan berbagai macam warna dan apa yang menususn warna-warna ini? Antocianin umumnya tidak stabil pada pH diatas 4 dan bisa bertahan di dalam sel.
Larutan antocianin bisa berubah warna dengan berubahnya pH seperti perubahan kertas litmus atau indicator universal. Sebagai contoh, kation flavilium yang berwarna merah terbentuk pada kondisi pH asam kuat , anhydrobase yang berwarna ungu terbentuk pada pH netral dan anion anhydrobase dengan warna biru akan terbentuk pada kondisi pH basa. Oleh sebab itu para ahli kimia organic berpandangan bahwa warna bunga muncul disebabkan perubahan antocianin-kromofor-antocianidin berubah strukturnya disebabkan adanya perubahan pH. Terciptanya warna biru melibatkan pemahaman kita bagaimana menstabilkan anion anhydrobase yang terbentuk dari lingkungan asam lemah ke lingkungan pH netral dalam vakuola tanaman.
Tanaman menggunakan empat strategi untuk menghasilkan warna biru yaitu: menghasilkan kromofor teroksidasi dalam jumlah yang lebih banyak, menaikkan pH vakuola, pembentukan kompleks antocianin dengan ion logam, dan pembentukan gugus aromatic dengan kromofor antocianidin yang menghasilkan pergeseran penyerapan spektum gelombang cahaya tampak sehingga dihasilkan warna biru. Umumnya dua atau lebih kejadian ini terjadi secara bersamaan menghasilkan mahkota bunga berwarna biru yang cantik.
Teknik terpenting dalam menghasilkan warna biru melibatkan pembentukan kompleks metalloantocianin yaitu flavone dan ion logam yang bisa tampak pada warna biru bunga dayflowers, cornflowers and salvias. Pigmen ini menggunakan proses kompleksisasi ion logam dan gugus aromatic untuk menciptakan warna biru. Sebagai contoh bunga cornflower mengandung kromofor antocianin yang sama terdapat dalam mawar merah, akan tetapi dengan membentuk kompleks dengan ion Fe3+ maka terciptalah warna biru. Warna biru pada bunga dayflower tercipta dengan strategi mengoksidasi kromofor yaitu menggunakan kromofor delfinidin dimana memiliki satu atau lebih gugus hidroksil dibandingkan dengan cianidin cornflower. Bila kompleks ini berikatan dengan ion Mg2+ maka dengan cepat tercipta supramolekul yang berwarna biru.
Bunga “Blue morning glory” juga menunjukkan teknik yang sama akan tetapi dikombinasi dengn menaikkan pH dalam vakuola. Antocianin mahkota bunganya mengandung tiga gugus p-coumaroyl, dan gugus aromatiknya terikat secara intramolekul untuk menghasilkan warna biru. pH vakuola selnya naik hingga 7.7 pada saat bunga mekar. Mekanisme yang sama juga ditemukan pada bunga “blue gentians, delphiniums, butterfly pea flowers dan yang lain”
Sumber :http://www.rsc.org/Publishing/Journals/cb/Volume/2009/8/true_blue_flowers.asp
sumber gambar: http://www.sxc.hu/photo/1185689

Tidak ada komentar: