Mengapa Bunga Berwarna Biru ?
Antocianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas warna mahkota bunga. Senyawa ini terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan flavonoid, antocianin berbeda dengan pigmen tanaman yang lain seperti hijau klorofil, kuning dan oranye dari karotenoid dan warna unggu dari betalain-dimana antocianin ini eiliki variasi warna yang beraneka ragam. Apabila antocianin ditemukan di mahkota bunga maka senyawa ini terdapat dalam sel mahkota bunga vakuola dan bertanggung jawab atas campuran berbagai warna merah, biru, dan unggu yang akan tampak pada mahkota bunga.
Penelitian yang memakan waktu
bertahun-tahun telah berfokus pada bagaimana terbentuknya warna pada bunga,
khususnya bagaimana warna biru pada bunga terbentuk. Berbagai macam usaha telah
dilakukan untuk memecahkan dua misteri yaitu “bagaimana antocianin kromofor
dapat menghasilkan berbagai macam warna dan apa yang menususn warna-warna ini?
Antocianin umumnya tidak stabil pada pH diatas 4 dan bisa bertahan di dalam
sel.
Larutan antocianin bisa berubah
warna dengan berubahnya pH seperti perubahan kertas litmus atau indicator
universal. Sebagai contoh, kation flavilium yang berwarna merah terbentuk pada
kondisi pH asam kuat , anhydrobase yang berwarna ungu terbentuk pada pH netral
dan anion anhydrobase dengan warna biru akan terbentuk pada kondisi pH basa.
Oleh sebab itu para ahli kimia organic berpandangan bahwa warna bunga muncul
disebabkan perubahan antocianin-kromofor-antocianidin berubah strukturnya
disebabkan adanya perubahan pH. Terciptanya warna biru melibatkan pemahaman
kita bagaimana menstabilkan anion anhydrobase yang terbentuk dari lingkungan
asam lemah ke lingkungan pH netral dalam vakuola tanaman.
Tanaman menggunakan empat strategi
untuk menghasilkan warna biru yaitu: menghasilkan kromofor teroksidasi dalam
jumlah yang lebih banyak, menaikkan pH vakuola, pembentukan kompleks antocianin
dengan ion logam, dan pembentukan gugus aromatic dengan kromofor antocianidin
yang menghasilkan pergeseran penyerapan spektum gelombang cahaya tampak
sehingga dihasilkan warna biru. Umumnya dua atau lebih kejadian ini terjadi
secara bersamaan menghasilkan mahkota bunga berwarna biru yang cantik.
Teknik terpenting dalam menghasilkan
warna biru melibatkan pembentukan kompleks metalloantocianin yaitu flavone dan
ion logam yang bisa tampak pada warna biru bunga dayflowers, cornflowers and
salvias. Pigmen ini menggunakan proses kompleksisasi ion logam dan gugus
aromatic untuk menciptakan warna biru. Sebagai contoh bunga cornflower
mengandung kromofor antocianin yang sama terdapat dalam mawar merah, akan tetapi
dengan membentuk kompleks dengan ion Fe3+ maka terciptalah warna biru. Warna
biru pada bunga dayflower tercipta dengan strategi mengoksidasi kromofor yaitu
menggunakan kromofor delfinidin dimana memiliki satu atau lebih gugus hidroksil
dibandingkan dengan cianidin cornflower. Bila kompleks ini berikatan dengan ion
Mg2+ maka dengan cepat tercipta supramolekul yang berwarna biru.
Bunga “Blue morning glory” juga
menunjukkan teknik yang sama akan tetapi dikombinasi dengn menaikkan pH dalam
vakuola. Antocianin mahkota bunganya mengandung tiga gugus p-coumaroyl, dan
gugus aromatiknya terikat secara intramolekul untuk menghasilkan warna biru. pH
vakuola selnya naik hingga 7.7 pada saat bunga mekar. Mekanisme yang sama juga
ditemukan pada bunga “blue gentians, delphiniums, butterfly pea flowers dan
yang lain”
Sumber
:http://www.rsc.org/Publishing/Journals/cb/Volume/2009/8/true_blue_flowers.asp
sumber gambar:
http://www.sxc.hu/photo/1185689
Tidak ada komentar:
Posting Komentar